Pages

Subscribe:

Labels

My Blog List

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) KULTUR SMANSA


Beberapa teman-teman di SMANSA kemarin cukup bingung dengan istilah ekstrakulikuler yang satu ini. Maklum, PIK-R Kultur Smansa sekarang sudah tidak sepopuler beberapa tahun lalu atau bisa dibilang sedang mati suri. Bahkan saat ditanya, ada beberapa siswa yang mengaku tidak tahu apa itu PIK. Dulu nama program ini adalah PIK-KRR Kultur SMANSA. Sekarang sudah diganti dengan PIK-R Kultur Smansa. Kultur Smansa?? Apa artinya??


Setiap pemberian nama itu pasti ada artinya, saya juga sempat dibingungkan dengan istilah ini. Selidik-demi selidik, ternyata Kultur SMANSA adalah kepanjangan dari Kumpulan Teman Usia Remaja SMANSA(ooooooo……. plak!!). Sebelumnya saya juga tidak terlalu tahu apa itu PIK-KRR, tapi beberapa waktu lalu, saya dan beberapa siswa SMANSA lainnya mengikuti pelatihan tentang KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) di BKKBN provinsi Bengkulu. Kami dibekali beberapa pengetahuan dari pihak BKKBN. Mulai dari TRIAD KRR, life skill, bagaimana jadi konselor, dan banyak pengetahuan lainnya. Dari BKKBN provinsi itulah sehingga membuat saya, beberapa teman saya, dan guru BK berencana untukmengaktifkan kembali ekstrakulikuler ini.
Lalu apa itu PIK-R? apa bedanya dengan PIK-KRR? Bagaimana program kerjanya? Beragam pertanyaan muncul dari beberapa siswa SMANSA.
PIK-KRR merupakan kepanjangan dari Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja. Ini merupakan salah satu sub program yang dimiliki oleh BKKBN yang lebih menitikberatkan pada remaja sebagai subjek penyuluhan. Hal ini di latar belakangi dengan rasa keperhatian pemerintah supaya remaja memiliki pengetahuan memadai seputar dunia remaja, sejak tahun 2000 PIK-KRR dibentuk. Melalui program ini, pemerintah berupaya untuk membentuk remaja TEGAR yaitu remaja yang berperilaku sehat, menghindari resiko TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS, serta NAPZA), serta menunda usia perkawinan. Sekarang PIK-KRR sudah diganti dengan PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling) sesuai dengan keputusan karena PIK-KRR terkesan hanya memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi, padahal layanan yang ada tidak hanya masalah reproduksi saja.
Mengapa harus ada PIK-R?? Teman-teman tentu tidak asing lagi dengan masalah-masalah remaja seperti menikah di usia dini (dibawah 20 tahun), perempuan hamil diluar nikah, Kasus kenakalan remaja seperti tawuran, bolos, kebut-kebutan, dan banyak remaja yang akhirnya terperangkap kedalam lingkaran NARKOBA, akibat ketidaktauan dan rasa penasaran. Selain itu, perkembangan seksual sekunder remaja juga membuat remaja menjadi penasaran dengan keberadaan dirinya. Awalnya mungkin coba-coba. Melakukan eksplorasi seksual terhadap diri sendiri, ditambah dengan tontonan-tontonan bokep semakin mendorong rasa ingin tau yang meledak-ledak hal ini membuat remaja cenderung menyalurkannya melalui masturbasi. Mmmm… mungkin saja itu benar dan banyak terjadi.
Banyak hal yang bisa melatar belakangi hal-hal demikian, bisa jadi karena Pengetahuan remaja yang kurang, kasih sayang dari keluarga yang hampir tidak dirasakan, terlalu terkekang dengan aturan orang tua, serta kebutuhan akan pengakuan yang tidak terpenuhi membuat remaja kadang memilih jalan yang salah.
Untuk menghindari masalah-masalah yang menakutkan seperti yang disebutkan tadi, salah satunya pencegahnya yaitu dengan PIK-R. di dalam PIK-R di adakan sosialisasi kepada antar sesama remaja. Dari remaja, kepada remaja, dan untuk remaja. Karena biasanya remaja lebih cendrung terbuka dengan teman-temannya, dari pada guru, jadi setidaknya permasalahan yang ada dapat diselesaikan melalui proses konseling bersama teman. Dengan adanya PIK-R mungkin bisa menjadi alternative yang efektif dalam memecahkan masalah yang dihadapi remaja.
kami seluruh anggota PIK-R Kultur SMANSA menyerukan kepada semua teman-teman untuk selalu menjaga diri kita agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah, terhindar dari resiko TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS, serta NAPZA) yang ujung-ujungnya akan menjadikan Negara kita Indonesia yang sudah terbelakang ini semakin terbelakang. (Reza Meltica)

patrick

SpongeBob SquarePants Patrick Star

ALL

SERING SERING MAMPIR YA...........

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) KULTUR SMANSA


Beberapa teman-teman di SMANSA kemarin cukup bingung dengan istilah ekstrakulikuler yang satu ini. Maklum, PIK-R Kultur Smansa sekarang sudah tidak sepopuler beberapa tahun lalu atau bisa dibilang sedang mati suri. Bahkan saat ditanya, ada beberapa siswa yang mengaku tidak tahu apa itu PIK. Dulu nama program ini adalah PIK-KRR Kultur SMANSA. Sekarang sudah diganti dengan PIK-R Kultur Smansa. Kultur Smansa?? Apa artinya??


Setiap pemberian nama itu pasti ada artinya, saya juga sempat dibingungkan dengan istilah ini. Selidik-demi selidik, ternyata Kultur SMANSA adalah kepanjangan dari Kumpulan Teman Usia Remaja SMANSA(ooooooo……. plak!!). Sebelumnya saya juga tidak terlalu tahu apa itu PIK-KRR, tapi beberapa waktu lalu, saya dan beberapa siswa SMANSA lainnya mengikuti pelatihan tentang KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) di BKKBN provinsi Bengkulu. Kami dibekali beberapa pengetahuan dari pihak BKKBN. Mulai dari TRIAD KRR, life skill, bagaimana jadi konselor, dan banyak pengetahuan lainnya. Dari BKKBN provinsi itulah sehingga membuat saya, beberapa teman saya, dan guru BK berencana untukmengaktifkan kembali ekstrakulikuler ini.
Lalu apa itu PIK-R? apa bedanya dengan PIK-KRR? Bagaimana program kerjanya? Beragam pertanyaan muncul dari beberapa siswa SMANSA.
PIK-KRR merupakan kepanjangan dari Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja. Ini merupakan salah satu sub program yang dimiliki oleh BKKBN yang lebih menitikberatkan pada remaja sebagai subjek penyuluhan. Hal ini di latar belakangi dengan rasa keperhatian pemerintah supaya remaja memiliki pengetahuan memadai seputar dunia remaja, sejak tahun 2000 PIK-KRR dibentuk. Melalui program ini, pemerintah berupaya untuk membentuk remaja TEGAR yaitu remaja yang berperilaku sehat, menghindari resiko TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS, serta NAPZA), serta menunda usia perkawinan. Sekarang PIK-KRR sudah diganti dengan PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling) sesuai dengan keputusan karena PIK-KRR terkesan hanya memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi, padahal layanan yang ada tidak hanya masalah reproduksi saja.
Mengapa harus ada PIK-R?? Teman-teman tentu tidak asing lagi dengan masalah-masalah remaja seperti menikah di usia dini (dibawah 20 tahun), perempuan hamil diluar nikah, Kasus kenakalan remaja seperti tawuran, bolos, kebut-kebutan, dan banyak remaja yang akhirnya terperangkap kedalam lingkaran NARKOBA, akibat ketidaktauan dan rasa penasaran. Selain itu, perkembangan seksual sekunder remaja juga membuat remaja menjadi penasaran dengan keberadaan dirinya. Awalnya mungkin coba-coba. Melakukan eksplorasi seksual terhadap diri sendiri, ditambah dengan tontonan-tontonan bokep semakin mendorong rasa ingin tau yang meledak-ledak hal ini membuat remaja cenderung menyalurkannya melalui masturbasi. Mmmm… mungkin saja itu benar dan banyak terjadi.
Banyak hal yang bisa melatar belakangi hal-hal demikian, bisa jadi karena Pengetahuan remaja yang kurang, kasih sayang dari keluarga yang hampir tidak dirasakan, terlalu terkekang dengan aturan orang tua, serta kebutuhan akan pengakuan yang tidak terpenuhi membuat remaja kadang memilih jalan yang salah.
Untuk menghindari masalah-masalah yang menakutkan seperti yang disebutkan tadi, salah satunya pencegahnya yaitu dengan PIK-R. di dalam PIK-R di adakan sosialisasi kepada antar sesama remaja. Dari remaja, kepada remaja, dan untuk remaja. Karena biasanya remaja lebih cendrung terbuka dengan teman-temannya, dari pada guru, jadi setidaknya permasalahan yang ada dapat diselesaikan melalui proses konseling bersama teman. Dengan adanya PIK-R mungkin bisa menjadi alternative yang efektif dalam memecahkan masalah yang dihadapi remaja.
kami seluruh anggota PIK-R Kultur SMANSA menyerukan kepada semua teman-teman untuk selalu menjaga diri kita agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah, terhindar dari resiko TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS, serta NAPZA) yang ujung-ujungnya akan menjadikan Negara kita Indonesia yang sudah terbelakang ini semakin terbelakang. (Reza Meltica)

Friends